-

Thursday, May 05, 2011

Sebelum Hilang, Fety Sempat Kirim Puisi

Ist Ilustrasi BOJONEGORO, KOMPAS - Kepergian orang yang disayangi meninggalkan kepedihan di hati. Tidak terkecuali kepergian Fety May Nurhidayah (15), siswa MTsN 1 Bojonegoro yang hingga kini belum ditemukan.Anak pasangan Zubaidi dan Tutik Sumariati itu merupakan salah satu korban perahu penyeberangan Bengawan Solo yang terbalik di Dusun Genuk Desa Padang Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Senin (2/5/2011) lalu.Ibu Fety, Tutik Sumariati, Kamis (5/5/2011) menuturkan selama tiga hari sebelum peristiwa perahu terbalik, anaknya sering menengok kamarnya. Tetapi ketika ditanya hanya menundukkan muka dan bilang tidak ada apa-apa.Fety termasuk anak yang pendiam dan selalu patuh pada orang tua. Satu hal yang disesalkan Tutik adalah Fety minta dibelikan piano tetapi belum kesampaian. Ketika diajak ke sejumlah toko musik belum ada piano yang cocok dan sesuai keinginannya.Kepergian Fety, bukan saja meninggalkan duka bagi keluarga. MTsN 1 Bojonegoro juga berkabung. Bahkan, Fety yang jago Pidato Bahasa Inggris, masuk tiga terbaik di bidang akademis, juga aktif sebagai Ketua II OSIS di sekolahnya sempat memberikan pesan terakhir kepada temannya.Pesan yang disampaikan melalui layanan pesan pendek (sms) itu - mirip puisi - membuat trenyuh mengiris hati. Pesan Fety seperti memberi tanda dia akan pergi selamanya.Isi sms Fety ejaan dan pelafalan sudah disesuaikan sesuai maksudnya seperti tertuang berikut ini. "Jika sewaktu saat nanti nanti aku tidur pulas selamanya di di tempat tidur yang beralaskan tanah, berselimut bunga, ditutupi dengan papan dan disampuli sebatang kayu yang tertulis namaku. Apakah masih ada yang sayang sama aku dan apakah masih ada yang ingat aku ataukah mungkin tiada lagi yang ingat bahkan peduli sama aku. Jika benar seperti itu pasti hanya kesepian dan kesunyian abadi yang akan temani aku. Sebelum itu benar-benar terjadi, izinkan ku untuk minta maaf atas segala kesalahanku."Sms itu dikirimkan kepada 10 temannya termasuk Lutfi. Dia tidak menyangka temannya bernasib naas dan hingga kini belum ditemukan. Fety, Yhana Oktaviani (15), Sri Parti (17), dan Ketut Arisanto (34) hingga kini masih dicari Tim SAR.Sayangnya, upaya pencarian dengan menyisir Bengawan Solo mulai Taman Bengawan Solo Bojonegoro hingga Babat Kabupaten Lamongan belum membuahkan hasil.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, Kasiyanto menyatakan pencarian terkendala hujan deras. Saat ini tim masih fokus mencari korban hilang.Soal lima sepeda motor, 14 sepeda, dan barang bawaan korban akan dipikirkan selanjutnya termasuk tentang santunan Rp 2 juta untuk keluarga korban meninggal.Sementara hingga saat ini telah ditemukan dua perahu terbalik. Perahu pertama sepanjang 12 meter lebar sekitar 2 meter ditemukan pencari ranting kayu yang hanyut di sungai, di Desa Ngablak pada Senin lalu, satu jam setelah perahu terbalik.Perahu yang rusak itu diduga kuat milik Wijiyanto yang terbalik karena tertabrak kayu randu yang hanyut. Perahu kedua ditemukan di Kanor oleh Isnan seorang pengendali perahu tambangan.Perahu sepanjang 20 meter lebar 180 sentimeter. Ada tendanya, tetapi gladak dan mesin perahu tidak ada. Tidak diketahui itu milik siapa dan darimana asalnya.

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment