-

Monday, May 09, 2011

Waspadai Banjir di Sungai Elo dan Progo

TRIBUNNEWS.COM/BRAMASTYO AD ILUSTRASI: Selain mendapatkan pelatihan tersebut, para guru juga akan mendapatkan materi tentang metode penanganan psikologis dan mental siswa. MAGELANG, KOMPAS.Com - Selain banjir lahar dingin, selama musim hujan warga Kabupaten Magelang harus mewaspadai banjir bandang yang terjadi di Sungai Elo dan Progo, serta sejumlah obyek wisata air terjun seperti Air Terjun Sekarlangit. Setiap tahun, banjir yang tidak diduga sebelumnya, selalu menimbulkan korban jiwa.Ketua Tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Heri Prawoto, mengatakan, pada tahun 2010 jumlah korban tewas hanyut terbawa banjir di sungai dan air terjun, telah mencapai 19 orang. Itu merupakan jumlah korban tewas terbanyak dalam lima tahun terakhir, setelah sebelumnya rata-rata jumlah korban tewas terdata kurang dari 10 orang per tahun."Para korban hanyut dan tewas setelah sebelumnya melakukan beragam aktivitas, seperti menyeberang sungai, mandi, bermain-main, atau melakukan arung jeram, ujarnya, Senin (9/5).Tahun ini, selama Januari hingga April 2011 sudah ada empat korban tewas akibat hanyut di Sungai Elo dan Sungai Progo.Warga Kabupaten Magelang juga diminta untuk tetap mewaspadai bahaya longsor. Bencana longsor yang terjadi Sabtu (7/5) di Desa Keponan, Kecamatan Pakis, menewaskan tiga warga setempat.Menyikapi agar tidak terjadi kejadian serupa, Heri yang juga menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Penyelamatan dan Penanggulangan Bencana Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, meminta agar setiap kali terjadi hujan lebih dari tiga jam, warga yang tinggal di gunung dan perbukitan dan rawan longsor agar waspada. Daerah yang rawan longsor tersebut meliputi Kecamatan Pakis, Grabag, Sawangan, Windusari, Salaman, Kajoran, dan Borobudur.Sementara di Kabupaten Temanggung, selama musim hujan, bencana alam yang berpotensi terjadi adalah tanah longsor di 11 kecamatan dan angin puting beliung di 10 kecamatan. Selama Januari hingga Maret 2011, misalnya, telah terjadi tujuh kali tanah longsor dan lima kali angin puting beliung.Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Temanggung, Agus Sudaryanto, mengatakan, bencana alam diprediksi masih akan terus mengancam hingga awal musim kemarau, yang diperkirakan baru akan terjadi pada bulan Juni.  

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment