-

Thursday, May 19, 2011

Kampus USB YPKP Ikrarkan Tolak NII KW 9

Bandung - Universitas Sangga Buana (USB) YPKP mengikrarkan menolak gerakan NII KW 9 dan aliran sesat lainnya yang mengatasnamakan Islam. Ikrar itu secara simbolis dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan mahasiswa, dosen dan pengurus yayasan pada sebuah spanduk putih berukuran 1x3 meter.

Di bagian atas spanduk itu tertulis, 'Kami Seluruh Civitas Akademika Universitas Sangga Buana YPKP Menolak Segala Bentuk Aliran Sesat Mengatsanamakan NII'.

Aksi ikrar tersebut berlangsung usai kuliah umum bertema 'Kiprah Gerakan NII KW 9 dan Solusi Pencegahannya," di Gedung Serba Guna (GSG) kampus USB YPKP, Jalan PHH Mustofa No 68, Kota Bandung, Kamis (19/5/2011).

"Kami menolak aliran sesat yang mengatasnamakan Islam. Ikrar kami ini untuk Islam yang selamat dan menyelamatkan," ujar Rektor USB YPKP Asep Effendi kepada wartawan di kampus tersebut.

Asep mengatakan, pihaknya punya metode guna mencegah aliran sesat yang merasuki lingkungan kampus. Para mahasiswa, terutama mahasiswa baru yang beragama Islam, diwajibkan untuk ikut bimbingan rohani selama satu semester.

Mahasiswa itu nantinya diharapkan memiliki akidah dan syariah Islam yang kuat, sehingga tak terjerumus dalam ajaran menyimpang. Selain itu, papar Asep, kampus USB YPKP terpikir membentuk aturan bagi mahasiswa baru yakni membuat pernyataan tertulis tak terlibat mengatasnamakan NII KW9.

"Di kampus ini juga nanti berencana membentuk posko penanggulangan aliran sesat atau NII Crisis Center," ungkap Asep.

Ia menerangkan, sekitar 10 tahun lalu tercatat seorang mahasiswa USB YPKP terlibat NII KW 9. Pihak kampus langsung bereaksi dan menyelamatkan mahasiswa berjenis kelamin perempuan itu.

Asep menegaskan, selagi bisa menyadarkan mahasiswa yang terlibat dengan cara bijak, tentu saja pihak kampus siap membantu hingga lulus pendidikan.

"Kami tidak akan memecat mahasiswa yang ikut ajaran sesat seperti NII KW 9, justru kami mengarahkan dan mengajak untuk kembali kepada Islam yang benar. Tapi bila tenyata sulit dibina, kami serahkan penanganannya kepada aparat berwajib," tutur Asep.

(bbn/ern)


sumber : bandung.detik.com

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment