SUKABUMI, KOMPAS.Com — Ratusan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telantar gara-gara dokter RS itu cuti bersama, Jumat (2/6/2011). Informasi dari Wakil Bupati Sukabumi Ahmad Jajuli, seusai melakukan sidak di rumah sakit, Jumat, dari hasil sidak yang dilakukan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekarwangi ternyata hanya ada dua dokter yang jaga. Selebihnya berlibur. Selain dokter, penanggung jawab rumah sakit dan direktur utama pun tidak ada di tempat. "Ini sangat ironis karena tidak memberikan pelayanan kepada ratusan pasien yang menyebabkan mereka telantar," ujar Jajuli. Jajuli menuturkan, selain menelantarkan pasien, dokter yang ada pun hanya dua. Mereka harus menangani unit gawat darurat dan ratusan pasien sehingga kerja dokter menjadi tidak maksimal. Selain itu, dari pantauan pihaknya, banyak pasien di unit gawat darurat (UGD) yang tidak tertangani karena minimnya jumlah dokter dan perawat. "Cuti bersama itu memang hak, tetapi bukan berarti pelayanan publik diabaikan. Seharusnya ada pembagian jadwal. Jangan sampai seperti ini, banyak pasien yang telantar dan tidak mendapat pelayanan medis secara maksimal, bahkan keperluan obat pun minim," tuturnya. Dengan kondisi seperti itu, pihaknya akan memanggil seluruh penanggung jawab rumah sakit itu, dari direktur utama sampai staf . "Ke depan, kami tidak ingin terjadi seperti ini. Cuti bersama bukan berarti pelayanan publik ikut libur," katanya. Salah satu orangtua pasien, Bani (39), warga Kampung Cikoneng, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, mengungkapkan, anaknya, Riska (5), yang sakit paru-paru tidak mendapat pelayanan medis dari dokter selama dua hari. "Anak saya sudah dirawat tiga hari ini di sini, tetapi hanya satu kali mendapat pelayanan medis dari dokter. Itu pun pada hari pertama saja," katanya. Orangtua pasien lainnya, Miftah (33), warga Desa Bojonggenteng, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, yang anaknya baru berusia 36 hari mengeluh dengan pelayanan dari dokter selama cuti bersama ini. Kondisi anaknya yang kritis karena penyakit sesak napas tidak tertangani. Bahkan, kondisinya saat ini memprihatinkan. Menurut dia, untuk ganti infus juga harus menunggu beberapa saat karena perawatnya minim. "Istri saya hanya bisa menangis melihat kondisi anak saya ini. Saya tidak bisa berbuat apa-apa dengan pelayanan seperti ini. Mungkin dokternya lagi liburan," ujarnya. Di tempat yang sama, seorang perawat yang tidak ingin disebutkan namanya mengemukakan, pada hari cuti bersama ini dokter hanya dua orang. Satu dokter bertugas di UGD dan satu lagi harus berkeliling ruang. Pada hari biasa, satu dokter bertanggung jawab di satu ruang. "Jujur saja kami cukup kerepotan karena perawat yang berstatus PNS (pegawai negeri sipil) pun banyak yang libur," katanya. Sumber: ANTARA
sumber : www.kompas.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago