Bandung - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan berharap Institut Teknologi Bandung (ITB) dapat memberikan solusi untuk sejumlah masalah di Jabar. Ia pun meminta, agar minimal 30 persen tugas akhir (tesis atau disertasi) mahasiswa ITB menghasilkan solusi atas problematika pembangunan di Jabar.
Hal itu disampaikan Heryawan dalam acara Sarasehan ITB 2020 and Beyond di Aula Barat ITB Jalan Ganeca, Sabtu (4//6/2011). Ia menyebutkan, ada banyak bidang pembangunan yang dapat dipercepat dengan sentuhan teknologi tinggi yang bisa diciptakan oleh ITB.
"Saya ingin 30 persen tugas akhir mahasiswa ITB tentang Jabar supaya pembangunan Jabar bisa berdasarkan penelitian dan kajian. Kita menginginkan kerjasama ke depan ada riset yang terkait dengan Jabar, misalnya teknologi tepat guna." ujar Heryawan.
Ia mecontohkan, di bidang pertanian, Jabar yang merupakan produsen beras tertinggi dapat menghasilkan 4 sampai 6 ton saat panen. Sementara di Cina, bisa mencapai 10 sampai 14 ton.
Padahal, konsumsi beras penduduk Jabar terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. "Satu orang, dalam setahun menghabiskan 130 kilogram. Dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan beras yang meningkat, kita membutuhkan sentuhan teknologi tinggi untuk industri pangan," ujar Heryawan.
Ia berharap, dengan sentuhan teknologi tinggi, produksi beras bisa bertambah. Sehingga
Contoh lain di bidang kelautan, saat ini Indonesia menempati posisi 5 untuk penangkapan ikan. Padahal kata Heryawan Indonesia berpotensi jadi nomor 1 karena kondisi negaranya yang dikelilingi lautan.
"Nelayan Indonesia belum seperti cina yang bisa menangkat 6 ton ikan. Padahal Cina daratan lebih luas dari lautannya. Sementara Indonesia lebih luas lautannya. Tapi kenapa tangkapannya sedikit," tuturnya. Lagi-lagi ia mengatakan, problem tersebut terjadi karena industri perikanan juga belum tersentuh oleh teknologi tinggi.
Ia berharap, dengan sentuhan teknologi tinggi, produksi beras bisa bertambah. Sehingga penghasilan petani maupun nelayan dapat meningkat. Dengan potensi yang besar, Heryawan mengungkapkan, seharusnya nelayan adalah profesi yang memiliki penghasilan tinggi. Di Jabar, 40 persen mata pencaharian penduduknya merupakan petani dan nelayan.
"Tapi kenapa ini malah pada miskin," kata Heryawan.
Ia pun mengaku mengandalkan ITB untuk penerapan teknologi di berbagai bidang untuk pembangunan Jabar. "Ini harus jadi pemikiran bersama. Kita ini belum terlambat.
Sekarang kita butuh high teknologi, salah satunya kampus yang jadi tumpuan diantara kampus di indonesia ya ITB. ITB harus jadi pelopor tekologi pangan, pertanian dan kelautan," tuturnya.
(tya/tya)
sumber : bandung.detik.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago