Bandung - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung kekuangan personel yang mengawasi peredaran produk ilegal atau berbahaya di Jabar. Selama ini, 35 petugas BPOM Bandung harus mengawasi 16 ribu apotik di Jabar.
"Kami ini kekurangan keterbatasan SDM. Hanya 35 petugas yang selama ini menjadi pengawas dan mengamankan peredaran produk-produk ilegal dan berbahaya," ujar Kepala Kepala Balai BPOM Bandung Wusmin Tambunan.
Wusmin menyampaikan keluhan tersebut saat ditemui wartawan usai acara pemusnahan ratusan ribu produk kosmetik kecantikan berbagai jenis dan kemasan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Klas I Bandung, Jalan Arcamanik, Kamis (9/6/2011).
"Jumlah personel Balai BPOM Bandung itu harus mengawasi 16 ribu apotik di Jabar. Misalnya, petugas pengawas ini mengawasi dari Ciamis hingga Karawang, atau dari Cirebon hingga Depok," ujarnya.
Tak hanya apotik, kata Wusmin, petugas tersebut juga mengawasi toko atau distributor penyuplai obat dan makanan. Biasanya, tambah dia, petugas melakukan pemeriksaan di tempat untuk mengetahui kelayakan obat dan makanan yang dijual kepada masyarakat.
"Tiap tahun kami meminta atau mengajukan tambahan personel kepada pemerintah, tapi yang disediakan terbatas. Belum lagi ada yang pensiun. Selama ini jumlah 35 petugas itu tak ideal. Kalau di Jabar idealnya 200 personel," ungkap Wusmin.
Meski keterbatasan personel di lapangan, sambung Wusmin, bukan berarti kinerja terhambat. Balai BPOM Bandung tetap menjalankan tugasnya guna mengawasi dan mengamankan peredaran obat dan makanan yang dikategorikan berbahaya bagi masyarakat.
"Setiap bulan, kami tetap rutin melakukan pengawasan," tutup Wusmin.
(bbn/ern)
sumber : bandung.detik.com
Thursday, June 09, 2011
Duh, 35 Petugas BPOM Bandung Harus Awasi 16 Ribu Apotik di Jabar
0 komentar:
-