Jangan Kehilangan Harga Diri
YOGYAKARTA,(GM)-
Sultan Hamengku Buwono X, Raja Ngayogyakarta Hadiningrat, memberikan wejangan pada putri bungsunya, GKR Bendara yang telah sah menjadi istri KPH Yudanegara atau Achmad Ubaidillah.
Wejangan disampaikan Sultan dalam acara pamitan kedua pengantin baru itu di Gedung Jene, Keraton Yogyakarta, Rabu (19/10).
Dalam wejangan itu, Sultan berpesan pada putri dan menantunya, supaya dalam menjalani kehidupan berumah tangga mengedepankan dialog ketika ada permasalahan. Sebab, kehidupan rumah tangga itu adalah proses.
"Kamu berproses maka hati-hatilah, waspadalah. Orang bicara manis belum tentu bagus untukmu. Dalam bahasa Jawa, yang diucapkan belum tentu sama dengan yang dipikirkan. Maka hati-hatilah dalam menempuh kehidupan, waspada," kata Sultan pada anak dan mantunya itu.
Dalam bahasa Indonesia, Sultan menjelaskan filosofi Jawa yang harus dipegang dalam menjalani kehidupan.
"Orang yang mempunyai harta, kehilangan harta sama dengan tidak kehilangan apa pun. Ibaratnya kalau kita mati sama dengan kita kehilangan separuh, hanya sebagian. Tapi kalau kita kehilangan kehormatan, kehilangan harga diri, itu kehilangan segalanya. Sehingga, kehilangan harga diri itu adalah pertaruhan," ungkapnya.
Tak lupa, Sultan pun menyampaikan harapan dan doanya agar pasangan Bendara dan Yudanegara mendapatkan kebahagian lahir dan batin.
"Kalian berdua tidak hanya membangun cinta kasih, tapi kamu juga harus membangun keluarga besar GKR Bendoro dan keluarga besar KPH Yudanegara dengan dinamika kehidupan," pesannya.
Proses memang berjalan, kematangan dalam kehidupan adalah proses pendewasaan. Maka dalam kehidupan berkeluarga, pilihlah kalimat-kalimat yang baik agar tetap sejuk menjalani kehidupan.
"Kami terbiasa di keraton. Biarpun kami punya pembantu, ketika kami suruhan, kami bilang minta tolong, karena dia pun (pembantu) manusia. Ini adalah kalimat untuk mengambil kehidupan. Integritas diri, kehormatan diri, kehormatan keluarga, bagaimana kamu bisa menjaga dangan baik," imbuhnya. (net)**
YOGYAKARTA,(GM)-
Sultan Hamengku Buwono X, Raja Ngayogyakarta Hadiningrat, memberikan wejangan pada putri bungsunya, GKR Bendara yang telah sah menjadi istri KPH Yudanegara atau Achmad Ubaidillah.
Wejangan disampaikan Sultan dalam acara pamitan kedua pengantin baru itu di Gedung Jene, Keraton Yogyakarta, Rabu (19/10).
Dalam wejangan itu, Sultan berpesan pada putri dan menantunya, supaya dalam menjalani kehidupan berumah tangga mengedepankan dialog ketika ada permasalahan. Sebab, kehidupan rumah tangga itu adalah proses.
"Kamu berproses maka hati-hatilah, waspadalah. Orang bicara manis belum tentu bagus untukmu. Dalam bahasa Jawa, yang diucapkan belum tentu sama dengan yang dipikirkan. Maka hati-hatilah dalam menempuh kehidupan, waspada," kata Sultan pada anak dan mantunya itu.
Dalam bahasa Indonesia, Sultan menjelaskan filosofi Jawa yang harus dipegang dalam menjalani kehidupan.
"Orang yang mempunyai harta, kehilangan harta sama dengan tidak kehilangan apa pun. Ibaratnya kalau kita mati sama dengan kita kehilangan separuh, hanya sebagian. Tapi kalau kita kehilangan kehormatan, kehilangan harga diri, itu kehilangan segalanya. Sehingga, kehilangan harga diri itu adalah pertaruhan," ungkapnya.
Tak lupa, Sultan pun menyampaikan harapan dan doanya agar pasangan Bendara dan Yudanegara mendapatkan kebahagian lahir dan batin.
"Kalian berdua tidak hanya membangun cinta kasih, tapi kamu juga harus membangun keluarga besar GKR Bendoro dan keluarga besar KPH Yudanegara dengan dinamika kehidupan," pesannya.
Proses memang berjalan, kematangan dalam kehidupan adalah proses pendewasaan. Maka dalam kehidupan berkeluarga, pilihlah kalimat-kalimat yang baik agar tetap sejuk menjalani kehidupan.
"Kami terbiasa di keraton. Biarpun kami punya pembantu, ketika kami suruhan, kami bilang minta tolong, karena dia pun (pembantu) manusia. Ini adalah kalimat untuk mengambil kehidupan. Integritas diri, kehormatan diri, kehormatan keluarga, bagaimana kamu bisa menjaga dangan baik," imbuhnya. (net)**