BATUJAJAR,(GM)-
Penataan objek wisata Situ Ciburuy rencananya akan dimulai dengan pengaspalan jalan dari pintu gerbang sampai panggung pertunjukan, serta bagian luar kawasan dengan total panjang sekitar 2 kilometer. Rencananya pengaspalan akan dimulai pada bulan Oktober.
"Pemenang lelang sudah ada, sekarang tinggal pengerjaan fisiknya. Mudah-mudahan bulan depan (Oktober, red) pengaspalan sudah bisa dimulai," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KBB, Aos Kaosar di Batujajar, Selasa (27/9).
Menurutnya, penataan Situ Ciburuy akan dilakukan secara bertahap. Dimulai pengaspalan badan jalan. Diperkirakan penertiban 51 bangunan liar dan pemasangan rucuk (penahan dari bambu, red) di pinggir situ yang memiliki luas 43 hektare ini baru akan dilaksanakan tahun 2012.
"Untuk pengaspalan tidak sampai mengganggu permukiman penduduk dan tempat pembuatan batako. Kita rencanakan penertiban baru akan dilakukan bersamaan dengan pemasangan rucuk situ," ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga, Pengairan, dan Pertambangan KBB, perbaikan jalan tidak menggunakan hotmix, tapi memakai lapis aspal beton (laston). Pagu anggaran yang disiapkan mencapai Rp 2 miliar, bersumber dari APBD Provinsi Jabar. Ditargetkan pengerjaannya tuntas dalam satu bulan.
Lebar badan jalan yang akan diperbaiki sekitar 3 meter dengan panjang 2 kilometer. Perbaikan juga meliputi ruas jalan yang berada di luar kawasan wisata. Kekuatan badan jalan ditaksir bisa sampai 10 tahun.
Berdasarkan peta, rencana penataan dan perbaikan jalan kawasan Situ Ciburuy berada di RT 01, 02, dan 03/ RW 05, dan RT 01, 02, dan 03 di RW 06. Jauh sebelum eksekusi dilakukan, Disbudpar KBB sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Mengembalikan fungsi situ Ciburuy
Saat ini, fungsi Situ Ciburuy telah berkurang, baik sebagai sumber pengairan maupun tempat wisata. Beberapa hal yang menjadikan fungsi Situ Ciburuy berkurang adalah masalah kepadatan penduduk di kawasan tersebut. Kondisi tersebut dianggap harus segera ditata ulang. Selain itu, pendangkalan akibat turunnya debit air dan tingginya sedimentasi membuat Situ Ciburuy perlu dikelola lebih serius.
Menurutnya, rencana penataan Situ Ciburuy perlu melibatkan masyarakat. Penataan yang akan dikerjakan Disbudpar KBB ini untuk mengembalikan fungsinya sebagai kawasan wisata. "Saat ini kondisi Situ Ciburuy kurang terpelihara dan masih banyak hal yang harus dibenahi," katanya.
Salah satu hal yang perlu dibenahi adalah kepadatan penduduk di kawasan tersebut. Namun pihaknya akan berupaya berkerja sama dengan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan saling menguntungkan. Masyarakat yang menetap di kawasan Situ Ciburuy mutlak diajak bekerja sama dalam rencana penataan.
Penataan juga bertujuan agar kawasan Situ Ciburuy dapat dimanfaatkan masyarakat. Dari mulai fungsinya sebagai waduk, juga sebagai kawasan wisata.
Diakuinya, sebagai kawasan wisata, Situ Ciburuy dianggap kurang diminati. Apalagi jika dilihat dari kedatangan wisatawan yang minim. Pintu gerbang menuju obyek wisata Situ Ciburuy yang bersatu dengan permukiman penduduk menjadi persoalan yang sampai sekarang belum terpecahkan. Gerbang masuk yang bersatu dengan jalan masuk warga setempat menyulitkan petugas tiket untuk membedakan antara wisatawan dengan warga. (B.104)**
Penataan objek wisata Situ Ciburuy rencananya akan dimulai dengan pengaspalan jalan dari pintu gerbang sampai panggung pertunjukan, serta bagian luar kawasan dengan total panjang sekitar 2 kilometer. Rencananya pengaspalan akan dimulai pada bulan Oktober.
"Pemenang lelang sudah ada, sekarang tinggal pengerjaan fisiknya. Mudah-mudahan bulan depan (Oktober, red) pengaspalan sudah bisa dimulai," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KBB, Aos Kaosar di Batujajar, Selasa (27/9).
Menurutnya, penataan Situ Ciburuy akan dilakukan secara bertahap. Dimulai pengaspalan badan jalan. Diperkirakan penertiban 51 bangunan liar dan pemasangan rucuk (penahan dari bambu, red) di pinggir situ yang memiliki luas 43 hektare ini baru akan dilaksanakan tahun 2012.
"Untuk pengaspalan tidak sampai mengganggu permukiman penduduk dan tempat pembuatan batako. Kita rencanakan penertiban baru akan dilakukan bersamaan dengan pemasangan rucuk situ," ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Bina Marga, Pengairan, dan Pertambangan KBB, perbaikan jalan tidak menggunakan hotmix, tapi memakai lapis aspal beton (laston). Pagu anggaran yang disiapkan mencapai Rp 2 miliar, bersumber dari APBD Provinsi Jabar. Ditargetkan pengerjaannya tuntas dalam satu bulan.
Lebar badan jalan yang akan diperbaiki sekitar 3 meter dengan panjang 2 kilometer. Perbaikan juga meliputi ruas jalan yang berada di luar kawasan wisata. Kekuatan badan jalan ditaksir bisa sampai 10 tahun.
Berdasarkan peta, rencana penataan dan perbaikan jalan kawasan Situ Ciburuy berada di RT 01, 02, dan 03/ RW 05, dan RT 01, 02, dan 03 di RW 06. Jauh sebelum eksekusi dilakukan, Disbudpar KBB sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Mengembalikan fungsi situ Ciburuy
Saat ini, fungsi Situ Ciburuy telah berkurang, baik sebagai sumber pengairan maupun tempat wisata. Beberapa hal yang menjadikan fungsi Situ Ciburuy berkurang adalah masalah kepadatan penduduk di kawasan tersebut. Kondisi tersebut dianggap harus segera ditata ulang. Selain itu, pendangkalan akibat turunnya debit air dan tingginya sedimentasi membuat Situ Ciburuy perlu dikelola lebih serius.
Menurutnya, rencana penataan Situ Ciburuy perlu melibatkan masyarakat. Penataan yang akan dikerjakan Disbudpar KBB ini untuk mengembalikan fungsinya sebagai kawasan wisata. "Saat ini kondisi Situ Ciburuy kurang terpelihara dan masih banyak hal yang harus dibenahi," katanya.
Salah satu hal yang perlu dibenahi adalah kepadatan penduduk di kawasan tersebut. Namun pihaknya akan berupaya berkerja sama dengan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan saling menguntungkan. Masyarakat yang menetap di kawasan Situ Ciburuy mutlak diajak bekerja sama dalam rencana penataan.
Penataan juga bertujuan agar kawasan Situ Ciburuy dapat dimanfaatkan masyarakat. Dari mulai fungsinya sebagai waduk, juga sebagai kawasan wisata.
Diakuinya, sebagai kawasan wisata, Situ Ciburuy dianggap kurang diminati. Apalagi jika dilihat dari kedatangan wisatawan yang minim. Pintu gerbang menuju obyek wisata Situ Ciburuy yang bersatu dengan permukiman penduduk menjadi persoalan yang sampai sekarang belum terpecahkan. Gerbang masuk yang bersatu dengan jalan masuk warga setempat menyulitkan petugas tiket untuk membedakan antara wisatawan dengan warga. (B.104)**