BANDUNG, (PRLM).-Awan hujan diperkiraan akan semakin meningkat di Kota Bandung dan sekitarnya karena faktor regional. Masyarakat diminta untuk mewaspdai kondisi itu, terutama yang wilayahnya rawan banjir dan rawan longsor.
Menurut prakirawan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Ani Hanifah di Bandung, Senin (5/12), peningkatan jumlah awan hujan itu karena faktor regional, yaitu adanya tekanan rendah di barat daya Selat Sunda.
â€Å“Tekanan itu memicu terjadinya awan-awan hujan yang membuat tingginya curah hujan yang bisa disertai angin kencang atau dalam bentuk butiran es,†katanya.
Kemarin, sebagian wilayah di Kota Bandung juga mengalami curah hujan tinggi. Beberapa wilayah pun mengalami hujan es. Di antaranya di sekitaran Lapangan Saparua Bandung.
Ia mengatakan, tekanan rendah itu memang menimbulkan prediksi bahwa hujan akan terjadi setiap hari. Namun, BMKG masih harus meneliti hari per hari untuk memprediksi apakah curah hujannya tinggi dan apakah disertai angin kencang serta dalam bentuk butiran es.
Bila terjadi hujan disertai angin kencang, ia pun mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai dampaknya. Misalnya untuk yang memiliki rumah tidak permanen atau untuk masyarakat pengguna jalan yang berdekatan dengan pohon yang rantingnya sudah mudah roboh.
Sementara, untuk keberadaan hujan es, kata dia, hal itu tidak terlalu berdampak pada timbulnya kecelakaan. Turunnya hujan dalam bentuk butiran es kemungkinan hanya menimbulkan kekagetan di masyarakat.
Menurut Ani, secara teknis, awan hujan cumulonimbus itu memang terdiri dari butiran es. Namun, secara normal, ia mengalami proses pelelehan sampai akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk air. Bila ia turun masih dalam bentuk es, itu disebabkan ia turun saat suhu bumi sangat dingin sehingga belum sempat cair.
Selain itu, kemunculan hujan es juga dilatarbelakangi perbedaan suhu yang cukup drastis antara pukul 07.00 WIB dan pukul 10.00 WIB. Jika perbedaannya sangat tinggi di atas enam derajat celcius dan kemudia turun hujan, maka kemungkin yang muncul adalah hujan dalam bentuk butiran es.
â€Å“Kadang-kadang, perbedaan suhu yang sangat mencolok antara pagi dan siang itu jugalah yang menimbulkan angin kencang dan sampai angin puting beliung yang menyertai hujan deras,†ucapnya.
Mengenai lokasinya yang hanya di sebagian tempat, ia mengatakan, hal itu memang tergantung pada pertumbuhan awan di lokasi tersebut. Tidak semua wilayah mengalami pertumbuhan awan cumulo nimbus yang sama. (A-160/A-89)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com
Menurut prakirawan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Ani Hanifah di Bandung, Senin (5/12), peningkatan jumlah awan hujan itu karena faktor regional, yaitu adanya tekanan rendah di barat daya Selat Sunda.
â€Å“Tekanan itu memicu terjadinya awan-awan hujan yang membuat tingginya curah hujan yang bisa disertai angin kencang atau dalam bentuk butiran es,†katanya.
Kemarin, sebagian wilayah di Kota Bandung juga mengalami curah hujan tinggi. Beberapa wilayah pun mengalami hujan es. Di antaranya di sekitaran Lapangan Saparua Bandung.
Ia mengatakan, tekanan rendah itu memang menimbulkan prediksi bahwa hujan akan terjadi setiap hari. Namun, BMKG masih harus meneliti hari per hari untuk memprediksi apakah curah hujannya tinggi dan apakah disertai angin kencang serta dalam bentuk butiran es.
Bila terjadi hujan disertai angin kencang, ia pun mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai dampaknya. Misalnya untuk yang memiliki rumah tidak permanen atau untuk masyarakat pengguna jalan yang berdekatan dengan pohon yang rantingnya sudah mudah roboh.
Sementara, untuk keberadaan hujan es, kata dia, hal itu tidak terlalu berdampak pada timbulnya kecelakaan. Turunnya hujan dalam bentuk butiran es kemungkinan hanya menimbulkan kekagetan di masyarakat.
Menurut Ani, secara teknis, awan hujan cumulonimbus itu memang terdiri dari butiran es. Namun, secara normal, ia mengalami proses pelelehan sampai akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk air. Bila ia turun masih dalam bentuk es, itu disebabkan ia turun saat suhu bumi sangat dingin sehingga belum sempat cair.
Selain itu, kemunculan hujan es juga dilatarbelakangi perbedaan suhu yang cukup drastis antara pukul 07.00 WIB dan pukul 10.00 WIB. Jika perbedaannya sangat tinggi di atas enam derajat celcius dan kemudia turun hujan, maka kemungkin yang muncul adalah hujan dalam bentuk butiran es.
â€Å“Kadang-kadang, perbedaan suhu yang sangat mencolok antara pagi dan siang itu jugalah yang menimbulkan angin kencang dan sampai angin puting beliung yang menyertai hujan deras,†ucapnya.
Mengenai lokasinya yang hanya di sebagian tempat, ia mengatakan, hal itu memang tergantung pada pertumbuhan awan di lokasi tersebut. Tidak semua wilayah mengalami pertumbuhan awan cumulo nimbus yang sama. (A-160/A-89)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com