Oleh: ELLA PUSPITA SUTARMAN
MADU adalah cairan yang kental yang dihasilkan oleh lebah madu memiliki banyak sekali manfaat dan dapat mengobati berbagai macam penyakit. Masyarakat seringkali salah presepsi tentang madu seolah madu adalah kotoran lebah karena berasal dari perut lebah. Sebenarnya bukan, madu disimpan dalam honey sac dalam perut lebah yang terpisah dari perut besar lebah (large intestine, stomach). Di dalam honey sac inilah proses penguraian disakarida diubah menjadi monosakarida.
Kebanyakan produk madu yang beredar di pasaran merupakan madu yang berasal dari lebah ternak (Apis mellifera). Sedikit produk madu yang berasal dari lebah hutan (Apis dorsata). Padahal Indonesia terkenal dengan hutan hujan tropis yang terbentang dari Sumatera - Papua. Madu lokal tersebut dipanen secara lestari dan higinis oleh komunitas adat masyarakat sekitar hutan untuk diolah. Madu hutan juga mempunyai aspek lingkungan dan sosial ekonomi yang sangat penting bagi hutan dan komunitas masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
Produk madu yang dihasilkan oleh lebah hutan biasanya memiliki kualitas yang lebih bagus dari lebah ternak, karena lebah hutan lebih mandiri dibandingkan lebah ternak. Tumbuh-tumbuhan obat yang seringkali ditemukan di dalam hutan hujan tropis menjadi salah satu sumber pakan bagi lebah hutan. Berbeda dengan lebah ternak yang terbiasa diberi makanan oleh pemeliharanya dan biasanya tidak menyukai tumbuh-tumbuhan obat.
Menurut Dr Ir Erwan MSi dari Fakultas Peternakan Universitas Mataram, NTB, lebah jenis Apis dorsata banyak dijumpai di hutan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumba (NTT), Deli, Bengkulu atau Lampung (Sumatera Utara/Selatan) yang selama ini memang dikenal pula sebagai daerah penghasil madu Apis dorsata yang terbesar dan bermutu prima. Selain itu, lebah ternak mudah terserang penyakit, biasanya jika lebahnya sakit seperti terkena flu para peternaknya memberikan aspirin dengan langsung mengoleskannya pada tubuh si lebah. Sudah begitu lebah akan sehat kembali. Tetapi dampaknya dapat mengontaminasi dan memengaruhi kualitas madu yang akan dihasilkan si lebah.
Lebah madu membuat sarang madu dengan bentuk heksagonal. Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk geometris lain. Bentuk sarang yang heksagonal memungkinkan mereka menyimpan madu dalam jumlah maksimal. Tidak ada tambalan dalam pembuatan sarang ini.
Lebah madu selalu hidup berkoloni, rata-rata setiap koloni berkisar 60-70 ribu lebah dalam satu sarang. Walaupun populasi yang demikian padat, lebah mampu melakukan pekerjaannya secara terencana dan teratur rapi.
Saat ini madu belum banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Padahal madu berkhasiat untuk tubuh karena mengandung aneka zat gizi seperti karbohidrat, protein, asam amino, vitamin, mineral, dekstrin, pigmen tumbuhan dan komponen aromatik. Berdasarkan data, konsumsi madu penduduk Indonesia saat ini mencapai 15 gram/kapita/tahun. Jumlah ini masih jauh dibandingkan dengan konsumsi madu oleh masyarakat dinegara-negara maju seperti Jerman, Inggris, Jepang dan Amerika Serikat yang mencapai 1000-1600 gram/kapita/ tahun.
Madu sangat baik dan aman dikonsumsi oleh berbagai golongan umur. Madu bermanfaat untuk memperkuat janin yang lemah pada ibu hamil, menjaga stamina dan kesehatan ibu, memenuhi asupan gizi bagi pertumbuhan janin. Madu menjaga ketahanan tubuh dan meningkatkan nafsu makan pada anak, membantu pertumbuhan fisik, dan tahan terhadap penyakit, dan memulihkan stamina.
Hasil penelitian ahli Gizi dan pangan, madu mengandung karbohidrat yang paling tinggi diantara produk ternak lainnya susu, telur, daging, keju, dan mentega sekitar (82,3% lebih tinggi). Setiap 100 gram madu murni bernilai 294 kalori.
Sebagian masyarakat mungkin berpikir bahwa mengonsumsi madu akan menyebabkan obesitas dan tekanan darah tinggi yang menyebabkan penyakit jantung karena mengandung sukrosa, glukosa, dan fraktosa. Ajaibnya kandungan sukrosa, glukosa, dan fraktosa pada madu justru menyehatkan. Suatu riset dari studi menghasilkkan suatu rekomendasi bahwa madu mempunyai efek yang positif bagi penderita penyakit jantung. Dalam relatif singkat, madu dapat menurunkan kolesterol dan yang paling dramatis adalah menurunkan tingkat CRP terhadap orang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi. Tampaknya CRP mempunyai peranan penting penyebab penyakit jantung selain kolesterol. Madu mudah dicerna dan dapat memperbaiki fungsi ginjal dan usus, cocok untuk diet, karena rendah kalori. Jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat badan.
Seseorang sahabat menghadap Nabi Muhammad saw lalu berkata, "Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya." Nabi berkata, "Minumkan ia madu." Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata, "Minumkan ia madu." Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata, "Minumkan ia madu." Lalu orang itu datang lagi dan menyatakan, "Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret)." Nabi bersabda, "Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu dusta (ada yang tidak sesuai dengan perut saudaramu itu). Minumkan lagi madu." Orang itu meminumkannya lagi, lalu saudaranya pun sembuh. (HR. Al-Bukhari no. 5684 dan Muslim no. 5731). (Penulis, mahasiswa UNPAD jurusan Teknologi Industri Pangan)**
Galamedia
Senin, 26 Desember 2011