PRLM - Banyaknya kejadian longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat menjadi perhatian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi untuk dilakukan penanganan secara menyeluruh.
Bekerja sama dengan Coordinating Committee for Geoscience Programmes in East and Southeast Asia (CCOP) yang beranggotakan 13 negara Asia Tenggara dan Asia Timur serta sebagian Eropa, Badan Geologi akan membuat pemetaan kawasan longsor dengan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh melalui satelit (remote sensing).
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG, Gede Swantika mengatakan, dengan penginderaan jarak jauh, daerah rawan longsor secara lebih detail dapat dipetakan. Dengan pemetaan tersebut, nantinya bisa dilakukan berbagai upaya teknis untuk mengantisipasi longsor dan berbagai bencana kebumian lainnya.
â€Å“Pantauan langsung ke lapangan memang sangat efektif untuk mengetahui potensi longor, tetapi itu sifatnya sporadis. Dengan penginderaan jarak jauh, dapat diperoleh data lebih global sehingga penanganan bisa dilakukan secara menyeluruh,â€� katanya di Bandung seusai mengikuti penutupan lokakarya internasional bertajuk Landslide in Southeast Asia: Management of a Prominent Geohazard, Kamis (1/12).
Hasil penginderaan jarak jauh, kata Gede, nantinya akan mencakup berbagai data suatu kawasan rawan bencana kebumian, di antaranya kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah dan batuan, tofografi daerah, dan potensi gempa. Dari berbagai data tersebut, selanjutnya PVMBG dan berbagai institusi kebumian akan merekomendasikan upaya penanganan bencana kepada pemerintah setempat sebagai pemegang otonomi daerah. (Cecep Wijaya Sari//A-88)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com
Bekerja sama dengan Coordinating Committee for Geoscience Programmes in East and Southeast Asia (CCOP) yang beranggotakan 13 negara Asia Tenggara dan Asia Timur serta sebagian Eropa, Badan Geologi akan membuat pemetaan kawasan longsor dengan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh melalui satelit (remote sensing).
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG, Gede Swantika mengatakan, dengan penginderaan jarak jauh, daerah rawan longsor secara lebih detail dapat dipetakan. Dengan pemetaan tersebut, nantinya bisa dilakukan berbagai upaya teknis untuk mengantisipasi longsor dan berbagai bencana kebumian lainnya.
â€Å“Pantauan langsung ke lapangan memang sangat efektif untuk mengetahui potensi longor, tetapi itu sifatnya sporadis. Dengan penginderaan jarak jauh, dapat diperoleh data lebih global sehingga penanganan bisa dilakukan secara menyeluruh,â€� katanya di Bandung seusai mengikuti penutupan lokakarya internasional bertajuk Landslide in Southeast Asia: Management of a Prominent Geohazard, Kamis (1/12).
Hasil penginderaan jarak jauh, kata Gede, nantinya akan mencakup berbagai data suatu kawasan rawan bencana kebumian, di antaranya kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah dan batuan, tofografi daerah, dan potensi gempa. Dari berbagai data tersebut, selanjutnya PVMBG dan berbagai institusi kebumian akan merekomendasikan upaya penanganan bencana kepada pemerintah setempat sebagai pemegang otonomi daerah. (Cecep Wijaya Sari//A-88)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com