KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Sebuah papan peringatan dipasang di sekitar Kawah Timbang di Dusun Simbar, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (30/5/2011). Aktivitas vulkanik kawah Gunung Dieng tersebut terus meningkat dan ditetapkan masuk level siaga pada 29 Mei 2011. Kegiatan warga dibatasi dalam radius 1.000 meter dari kawah. YOGYAKARTA, - Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Selasa (7/6/2011) mengirim tim survei ke Dataran Tinggi Dieng untuk melakukan penelitian dan pemetaan area berbahaya di kawasan tersebut. Langkah ini dilakukan untuk antisipasi kemungkinan jatuhnya korban jiwa karena semakin meluasnya gas beracun dan berbahaya berupa gas karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan gas-gas lainnya akibat meningkatnya aktivitas di kawah Timbang, Dataran Tinggi Dieng.Tim survai diketuai oleh peneliti senior Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Prof Dr Sudibyakto. "Tim beranggota 5 orang dan akan bekerja di Dataran Tinggi Dieng selama 3 hari," kata Sudibyakto.Lebih lanjut Sudibyakto mengatakan tindakan yang akan dilakukan survei ini sesampai di Dieng antara lain untuk mengukur konsentrasi gas-gas beracun dan berbahaya, memetakan sebaran gas berbahaya secara spasial dan temporal, mengetahui seberapa jauh pengaruh kondisi lingkungan terhadap sebaran gas berbahaya, serta memberikan alternatif dan upaya mitigasi untuk mengurangi risiko korban bencana.Untuk kelancaran tugasnya Tim membekali diri alat instrumentasi pengukur gas-gas berbahaya, peta rupabumi, GPS, citra satelit dan instrumentasi meteorologi untuk mengetahui arah dan kecepatan angin serta pola sebarannya.Disamping itu, mereka juga berencana untuk mengevaluasi dan memberikan alternatif pemecahan masalah di Dieng antara lain pemetaan zona aman, jalar evakuasi, lokasi relokasi penduduk, dan need assessment bagi pengungsi."Saya rasa kita cukup punya pengalaman di bidang manajemen bencana dan penyusunan tata ruang wilayah rawan bencana, sehingga diharapkan dari hasil survei ini dapat memberikan masukan Tata Ruang yang berbasis pada Risiko Bencana," kata dosen Fakultas Geografi tersebut.
sumber : www.kompas.com
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago