-

Thursday, April 28, 2011

Beralih ke Rumput Laut

KOMPAS/C WAHYU HARYO PS Rumput Laut BREBES, KOMPAS - Para petani tambak pada beberapa wilayah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah beralih ke budi daya rumput laut, akibat produksi bandeng dinilai sudah tidak menguntungkan. Hal itu seperti dilakukan para petani tambak di Desa Randusanga Wetan dan Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes.Para petani menanam rumput laut pada tambak bandeng, menggunakan sistem tumpang sari dengan bandeng. Meskipun demikian, bandeng yang dipelihara hanya separuh dari kapasitas normal, karena hanya berfungsi sebagai pemakan parasit rumput laut.  Bukhori (61), petani tambak di Desa Randusanga Wetan, Rabu (27/4/2011) mengatakan, saat ini budi daya bandeng sudah tidak menguntungkan. Waktu pemeliharaan bandeng mencapai enam bulan, dengan produktivitas sekitar dua kwintal per hektar.Dengan harga jual bandeng Rp 12.000 pe r kilogram, petani hanya mendapatkan sekitar Rp 2,4 juta sekali panen. Padahal, mereka harus mengeluarkan biaya pembelian benur (benih bandeng) sekitar Rp 300.000 per hektar.Oleh karena itu, para petani tambak mencoba beralih ke budi daya rumput laut. Untuk budi daya rumput laut, mereka hanya membutuhkan satu kali tanam benih, dengan biaya sekitar Rp 1 juta per hektar.Panen pertama bisa dilakukan setelah empat bulan penebaran benih, sedangkan panen-panen selanjutnya bisa dilakukan setiap dua bulan sekali. Dari satu hektar tambak, bisa dihasilkan sekitar 1,5 ton rumput laut, sekali panen.Saat ini, harga rumput laut sekitar Rp 6.5000 per kilogram, sehingga petani bisa mendapatkan hasil sekitar Rp 9,75 juta sekali panen.Agus Setiawan (30), petani tambak lainnya juga memilih menanam rumput laut pada tambak seluas dua hektar , karena tambak bandeng sudah tidak menguntungkan."Produksi bandeng terus menurun, akibat air tambak tergenang rob. Penghasilan rumput laut tiga kali penghasilan bandeng," katanya.Meskipun demikian, ia masih tetap menanam bandeng pada tambak yang digunakan untuk budidaya rumput laut, karena bandeng berfungsi sebagai pemakan parasit. Namun untuk satu hektar tambak, hanya ditebar sekitar 1.000 hingga 2.000 benur. Padahal sesuai kapasitasnya, pada tambak seluas itu bisa ditebar sekitar 5.000 ekor benur.Banyaknya petani yang beralih ke rumput laut, mengakibatkan peningkatan luas lahan tambak rumput laut. Menurut Kepala Desa Randusanga Wetan, Amir Mahmud, dalam setahun terakhir terjadi penambahan luas tambak rumput laut sekitar 100 hektar. Sebelumnya, luas tambak rumput laut hanya sekitar 200 hektar, namun saat ini mencapai 300 hektar.Budi daya rumput laut juga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Bahkan saat ini, warga Randusanga Wetan mengaku kesulitan mencari kuli dari wilayahnya sendiri, karena sebagian besar warga telah bekerja di sektor budi daya rumput laut.Selain di Desa Randusanga Wetan, kondisi serupa juga terjadi di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes. Kepala Desa Randusanga Kulon, Ahmad Zaeni mengatakan, dalam setahun terakhir terjadi penambahan areal tambak rumput laut sekitar 400 hektar, dari sebel umnya sekitar 412 hektar menjadi 812 hektar.Pada awal dikembangkannya budi daya rumput laut pada 2005, luas tambak rumput laut di Desa Randusanga Kulon hanya sekitar 100 hektar. Jumlah petani rumput laut juga bertambah dari sekitar 204 orang menjadi 350 orang. Menurut dia, budidaya rumput laut semakin berkembang, karena petani merasa lebih untung menanam rumput laut.   Harga Turun Meskipun terus berkembang, saat ini para petani rumput laut pada dua desa tersebut sedang terkendala cuaca ekstrim. Panas terik yang diikuti hujan mengakibatkan rumput laut mudah mati.Menurut Bukhori, akibat cuaca ekstrim, produksi rumput laut turun dari 1,5 ton menjadi satu ton per hektar, untuk sekali panen. Saat ini, harga rumput laut juga turun dari Rp 7.000 menjadi Rp 6. 500 per kilogram, akibat melimpahnya pasokan.Selama ini, ia memasarkan rumput laut dari wilayah Randusanga Wetan ke perusahaan tebung agar-agar di Malang."Sekarang dari Palopo, Sulawesi sedang panen, sehingga harganya turun. Meskipun demikian, petani masih tetap untung," ujarnya.   

Artikel yang Berkaitan

0 komentar:

-

Post a Comment