KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Suasana Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, setelah erupsi Gunung Merapi. SOLO, KOMPAS - Upaya pemulihan lahan pertanian yang rusak karena terkena awan panas dan tertimbun material vulkanik, dapat dilakukan dengan menanami tumbuhan perintis, yang sudah terbukti dapat bertahan hidup saat erupsi terjadi.Tanaman perintis yang dimaksud yaitu rumput-rumputan, yang meskipun terkena material erupsi tetap hidup. Selain dapat bertahan hidup, tanaman perintis juga akan memulihkan kesuburan tanah lebih cepat dan menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat.Demikian terungkap dalam seminar mengenai Upaya Pemulihan Lahan Akibat Eruspi Gunungapi, Selasa (26/4/2011) di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah.Seminar tersebut merupakan hasil kerja sama para akademisi dari berbagai universitas di Indonesia, peneliti, serta badan dan lembaga yang tergabung dalam Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI).Pengajar Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS Rahayu, mengungkapkan, keragaman hayati lokal yang rusak akibat erupsi dapat ditingkatkan kembali dengan tanaman perintis yang dapat membantu tumbuhnya spesies lain.Ia menjelaskan, rumput-rumputan yang ditanam bersama tanaman lain seperti pohon pisang, ketela pohon, atau tanaman keras seperti lamtoro gunung dan sengon, akan membantu memulihkan kesuburan tanah lebih cepat. Sebab, akar dari tanaman-tanaman tersebut akan mengeluarkan zat-zat organik yang berguna bagi kesuburan tanah.Sementara itu, masyarakat setempat juga dapat memulihkan ekonominya dengan lebih cepat. Rumput yang tumbuh dengan cepat, dapat digunakan sebagai pakan ternak. Pohon pisang dan ketela pohon yang juga ditemukan tetap hidup di lahan pasir dan abu juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.Setelah itu, untuk mengembalikan fungsi tangkapan air, penghutanan kembali dapat dilakukan dengan penanaman pohon yang memiliki adaptasi tinggi di laha n pasir seperti pinus, akasia, dan eucalyptus. Benih yang ditanam menurut Rahayu sebaiknya adalah tanaman lokal.Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang hadir dalam rangkaian seminar tersebut menyebutkan ada lebih kurang 2.400 hektar lahan pertanian yang tertutup debu dan pasir di Kabupaten Magelang, Kabupat en Klaten dan Kabupaten Boyolali. Luasan yang terbesar adalah di Kabupaten Magelang dan menimpa lahan pertanian salak pondoh.Pemerintah sudah menyediakan dana Rp 6-7 miliar untuk membantu petani memulih kan tanaman mereka. "Tetapi karena musim hujan, hasilnya di luar dugaan, tidak semuanya berhasil. Saya minta para ahli dapat memberi masukan," ujarnya.Ketua HITI Yuswanda Tumenggung, mengatakan, pemulihan kondisi tanah di daerah berbahaya membutuhkan kajian yang mendalam. Siklus erupsi Merapi yang kini semakin pendek juga harus menjadi bahan pertimbangan."Kalau menanam tanaman keras, nanti ketika erupsi terjadi, pohon-pohon bisa mati lagi. Yang paling cocok untuk lokasi berbahaya, yang paling dekat dengan puncak Merapi adalah dijadikan padang rumput atau savana," kata Yuswanda.
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago