K16-11 Yudi Ardiyansyah, paman Mahatir Rizki mahasiswa UMM Malang yang diduga mencadi korban pencucian otak, Senin (18/4/2011) MALANG, KOMPAS — Salah satu korban "cuci otak", Mahathir Rizki, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, yang beberapa pekan hilang, Selasa dini hari sudah pulang ke rumahnya, di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB)."Alhamdulillah, Mahathir Rizki sudah pulang ke rumah orangtuanya di Bima. Dia pulang Selasa (26/4/2011) dini hari dalam kondisi selamat dan sehat," aku Yudi Ardiansyah, paman dari Mahathir, kepada Kompas.com melalui pesan pendeknya, Selasa (26/4/2011), sekitar pukul 11.00 WIB.Dikonfirmasi lebih lanjut terkait kepulangan Mahathir, Yudi meminta untuk menghubungi keluarganya ada di Bima. "Silakan hubungi langsung ke rumah Rizki di Bima," pinta Yudi.Saat dihubungi via telepon, tante Rizki, Dewi, yang juga istri dari Yudi, membenarkan kepulangan Rizki ke rumahnya di Bima. "Iya. Rizki sudah pulang ke rumah. Dia datang ke rumah Selasa dini hari. Pokoknya sekitar subuh tiba di rumah. Sekarang menyendiri di dalam kamar. Dia tak mau diajak bicara. Sendirian main Facebook," aku Dewi.Menurut Dewi, Rizki datang dalam kondisi sehat. "Hanya saat ini tak bisa ditemui siapa pun. Mau ditemui ibu-bapaknya saja dia menolak. Katanya pikirannya masih belum tenang," ujarnya.Saat baru sampai di rumah, Rizki mengaku, selama ini tinggal di Semarang, Jawa Tengah. "Di mana tepatnya dia belum mengaku banyak. Mau ditemui wartawan di sini juga tidak mau," katanya.Kepulangan Mahathir Rizki itu membuat kedua orangtuanya, yakni Abdul Mutallib dan Rostina, sangat bersyukur. "Kedua orangtuanya dan semua keluarga di sini sangat bahagia dia mau pulang. Kalau memang Rizki adalah korban cuci otak, mungkin keluarga akan mencari orang yang bisa mengobatinya," katanya.Sementara itu, Kabag Ops Polresta Malang Kompol Abdul Kholiq membenarkan kepulangan Mahathir Rizki. "Mahathir Rizki sudah pulang ke rumahnya. Kami sudah mengoordinasikan kepulangan Mahathir Rizki ke Rektor UMM. Yang jelas dia hanya korban," katanya.Hingga saat ini pihak Mapolresta Malang terus memburu pelaku cuci otak itu. "Polresta sudah menurunkan 15 personel untuk memburu pelaku, yakni Fikri dan Adam," ujarnya. Sementara itu, Rektor UMM Muhadjir Effendy hingga kini belum bisa dikonfiormasi. Dihubungi via telepon, nomor ponselnya sedang tidak aktif.