k20-11 Rokhim, saat menunjukkan koloni ulat bulu di Dusun Mbatan, Desa Blaru, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri Rabu (13/4/2011). KENDAL, KOMPAS - Hilangnya burung pemakan ulat, seperti burung Ciblek (Prinia familiaris) atau Prenjak serta semut rangrang, menjadi penyebab bertambahnya populasi ulat bulu di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.Oleh karenanya, penangkapan burung dan pengumpulan telur semut rangrang seharusnya dihentikan. Hal itu dikatakan oleh kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Sri Purwati, Selasa (19/4/2011). Menurut Sri Purwati, dulu ketika burung Ciblek atau Prenjak masih banyak, ulat bulu tidak sebanyak sekarang. "Harus ada penyadaran dari masyarakat, terkait dengan hal itu," kata Sri Purwati.Ia menjelaskan, sekarang ini, banyak orang menangkap burung Ciblek atau Prenjak untuk dipelihara. Sedang semut rangrang, diambil telurnya untuk makan burung. "Coba kalau burung-burng pemakan ulat dan semut rangrang itu tidak ditangkapi, pasti populasi ulat-ulat berbulu itu tidak sebanyak sekarang ini" katanya. Untuk itu pihaknya berharap, agar penangkapan burung-burung pemakan ulat dihentikan.Sri Purwati, tidak memungkiri bahwa kelembaban juga menjadi salah penyebab banyaknya ulat berbulu. Pasalnya kelembaban bisa juga mempercepat perkembang biakan ulat. Di Kabupaten Kendal, saat ini sudah ada sekitar 7 kecamatan yang terserang ulat bulu. Diantaranya Kecamatan Kendal Kota, Brangsong, Kaliwungu Selatan, Patebon, Ngampel, Pegandon dan Cepiring.