REPUBLIKA, London, 14/4 (ANTARA) - Bagi mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Azyumardi Azra, Islam Indonesia dapat menjadi alternatif dalam pencitraan Islam khususnya di kalangan negara-negara Barat. Karena Islam Indonesia dalam penerapannya mampu berjalan seiring dengan kaidah demokrasi.
Hal itu disampaikan Guru besar dan Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah itu pada kuliah umum di hadapan sekitar 60 mahasiswa dan guru besar Universitas Koln, Jerman. Pensosbud KJRI Frankfurt, Ernest Hadinoto di London, Kamis (14/4) menyebutkan bahwa kuliah umum Prof. Azyumardi Azra bertema 'Islam, Democracy and Indonesia'.
Prof. Azyumardi Azra memaparkan Islam Indonesia dalam sejarah perjalanannya pada dasarnya adalah Islam yang moderat dan toleran, penyebaran Islam di Indonesia berlangsung secara damai, tetapi lebih terutama karena sistem sosial dan budaya masyarakat Indonesia. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa meskipun 88,7 persen penduduk Indonesia adalah Muslim, namun Indonesia tidak akan menjadi negara Islam.
Ia melanjutkan, Pancasila yang merupakan dasar negara telah diterima muslim Indonesia sebagai falsafah bersama sejak kemerdekaan Indonesia. Dalam kesempatan kunjungan Prof. Azyumardi Azra, juga telah dilaksanakan diskusi bersama bertempat di KJRI Frankfurt yang dihadiri oleh sejumlah dosen J.W. Goethe University-Frankfurt, tokoh masyarakat serta mahasiswa Indonesia program master dan doctoral pada J.W. Goethe University.
Sementara itu Konjen RI Frankfurt, Damos Dumoli Agusman, menyampaikan Indonesia yang demokratis dengan berpenduduk Muslim terbesar di dunia serta toleransi umat beragama, dimana agama dengan penganut minoritas sekalipun dihargai, sangat diapresiasi dunia. Islam Indonesia yang santun dan toleran adalah aset yang baik bagi kehidupan demokrasi di Indonesia, ujarnya menambahkan oleh karena itu penghormatan terhadap agama dan keberagaman budaya adalah sangat penting.
Dalam lawatan selama tiga hari di Frankfurt dan Koln, Prof. Azyumardi Azra berkunjung ke perpustakaan kajian Asia Tenggara milik J.W. Goethe University yang memiliki puluhan ribu koleksi buku mengenai Indonesia. Ia juga melakukan diskusi informal dengan umat Muslim di kota Frankfurt mengenai perkembangan Islam di Jerman serta kegiatan interfaith dialogue yang dilakukan organisasi Muslim di kota Frankfurt.