K16-11 Puluhan Mahasiswa asal Bima yang kuliah di Malang menggelar demo ke kampus UMM, Jawa Timur. Menuntut agar korban "Cuci Otak" Mahathir Rizqi segera ditemukan. Senin (25/4/2011) MALANG, KOMPAS - Kasus korban "cuci otak" yang menimpa 15 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur terus berlanjut. Puluhan mahasiswa asal Bima yang kuliah di Malang menggelar aksi di gedung Rektorat UMM. Mahasiswa menuntut agar pihak UMM segera menemukan korban "cuci otak" yang hilang yakni Mahathir Rizqi. Aksi yang dilakukan mahasiswa Bima yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Bima (KKPMB) Malang itu berlangsung sekira pukul 12.30 WIB, Senin (25/4/2011). Aksi dimulai dari depan Perpustakaan kampus setempat dengan langsung menuju gedung Rektorat UMM untuk menyampaikan aspirasinya ke Rektor UMM Muhadjir Effendy. Dalam aksi tersebut puluhan mahasiswa Bima itu membawa poster berisi kecaman kepada organisasi Negara Islam Indonesia (NII) dan agar pemerintah segera menangkap oknum NII. Selain itu, pedemo juga membawa foto korban "cuci otak" Mahathir Rizqi, yang berasal dari Bima. Menurut Ketua KKPMB Malang, Nur Hasan, aksi tersebut dilakukan atas kepedulian dan keprihatinan kepada keluarga Mahathir Rizqi yang hingga kini tetap mencari keberadaan Mahathir Rizqi. "Aksi ini hanya untuk menanyakan kepada pihak UMM, sejauh mana yang sudah dilakukan untuk menemukan Mahathir itu. Selain itu, KKPMB mengutus keras tindakan cuci otak yang menimpa saudara kami dan mahasiswa UMM pada umumnya," kata Hasan. Dari itu Hasan meminta pihak kampus UMM segera bertindak tegas dan cepat dalam menangani kasus cuci otak itu. "Polisi juga harus tegas dan segera menemukan Mahathir rizqi. UMM harus bertanggungjawab atas hilangnya Mahathir itu," tegas Hasan. Lebih lanjut Hasan menegaskan, KKPMB medesak pihak UMM, dalam waktu 3x24 jam, setelah sikapnya disampaikan, pihak UMM harus segera menemukan keberadaan Mahathir Rizqi itu. "Kalau UMM tidak berhasil menemukan Mahathir, KKPMB akan menempuh jalur hukum," kata Hasan lagi. Rektor UMM Muhadjir Effendy sempat menemui puluhan mahasiswa di Aula kampus setempat. Dia menyampaikan, pihak UMM sudah berjuang dan melakukan pencarian cukup maksimal. "Bukan hanya mahasiswa asal Bima dan keluarga korban yang gelisah dan resah terhadap hilangnya Mahathir Rizqi itu. pihak UMM juga lebih dari itu. bahkan saya malam hari tak enak tidur memikirkan hal itu," kata Muhadjir. Muhadjir mengaku, pihaknya juga meminya kepada mahasiswa Bima yang di Malang juga bekerja sama untuk menemukan Mahathir itu. "UMM sudah bentuk tim khusus, sudah terus kerjasama dengan kepolisian, dan saat ini mahasiswa dari Bima harus juga memantau UMM mencari korban hilang itu," sanmbung Muhadjir. Pihak UMM katanya, bukan hanya bertugas mencari Mahathir, tetapi juga melakukan rehabilitasi kepada korban yang sudah pernah di baiat dan di sumpah hijrah ke Jakarta. "Itu juga tugas kami selaku rektor. Yang jelas, UMM komitmen bagaimanapun harus menemukan Mahathir," tegas Muhadjir.