MALANG, KOMPAS - Sebanyak seribu lebih motor tua keluaran zaman kolonial Belanda gelar kontes di Kota Malang. Mayoritas motor tua yang dihadirkan sudah tak ada surat keterangan nomor kendaraan. Karena sudah keluaran kolonial dulu."Peserta kontes motor tua ini lebih dari seribu sepeda motor. semuanya motor tua. Paling tua keluaran masa kolonial Belanda, yaitu keluaran Inggris tahun 1935," kata Toni Mulyanto, Humas Kontes motor tua bertema "Malang Reborn Paradise Clasic Motorcyle" itu, ditemui saat acara Kontes, Sabtu (23/4/2011).Sepeda motor tua yang tertua dalam kontes itu adalah milik Ainul, warga Singosari, Kabupaten Malang. Mereknya Ariel. Sepada motor tersebut memang sangat antik. "Bahan untuk menghidupkan lampunya pakai karbit. Jarak dua kilo sudah diganti bahan karbit lagi," katanya.Adapun kontes motor tua antik digelar oleh Motor Antik Club Indonesia (MACI) Malang, di Area Lembah Dieng, Kota Malang. Peserta kontes dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga dari Jakarta, hingga luar Jawa. "Pesertanya dari Jawa dan luar Jawa. Karena ini digelar secara nasional," katanya.Selain acara kontes, juga ada lelang sepeda motor antik tua. "Untuk yang merek Ariel itu tidak dilelang karena dikoleksi sama pemiliknya. Ada yang mau beli Rp 100 jutan namun pemiliknya tidak mau jual," aku Toni.Bagaimana bisa hadir ke Malang tanpa memiliki surat kendaraan? Tomo menjelaskan, dari panitia sudah ada surat keterangan jalan selama di perjalanan. "Karena motor tua itu tidak untuk dipakai sehari-hari. Tapi dikoleksi," katanya.Polisi sudah memahami kondisi motor tua yang tidak mengantongi surat motor. "Karena keluarannya masih Indonesia belum merdeka. Semuanya adalah merek luar negeri. Ada dari Inggris, Jerman dan Belanda dan Ceko. Motor tua itu ada di Indonesia karena dipakai penjajah untuk memantau pertanian zaman kolonial dulu," terang Toni.Motor yang ikut kontes itu keluaran tahun 1941 hingga 1960. "Bagi motor tua yang di atas itu ikut juga kontes, tetapi sudah tidak antik karena tergolong baru," katanya.Kontes motor tua antik itu digelar, selain memperingati HUT Kota Malang ke 79, juga untuk melestarikan keberadaan motor tua. "Melestarikan motor tua itu sangat penting. Apalagi saat ini sudah merupakan barang yang langka," katanya.Motor tua itu kata Toni, mempunyai nilai sejarah tinggi. Misalnya mengenang bahwa orang zaman dulu ternyata lebih cerdas dari zaman sekarang. Masalah kuatnya, jauh dengan produk masa dulu. Orisinilnya tak tertandingi," katanya.Toni berharap, dari kontes tersebut masyakarat Indonesia masih terus melestarikan peninggalan zaman dulu, tidak merusaknya dan tetap menajganya. "Karena benda zaman dulu itu sangat bernilai," ujarnya.
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago