CIREBON, KOMPAS — Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hadid, Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, membantah bahwa terduga pelaku bom bunuh diri di masjid area Mapolresta Cirebon pernah menjadi santri di tempat tersebut."Kami menolak pesantren kami dikaitkan dengan pelaku bom bunuh diri di masjid Polresta Cirebon. Kami sudah melakukan cek silang data dan ternyata tidak ada santri maupun mantan santri yang identitasnya sama dengan MS (terduga pelaku)," kata pengasuh pondok itu, Ustaz Yusuf Sutisna, saat dihubungi pada Minggu (17/4/2011).Yusuf mengakui, pesantrennya memang kerap kali dikaitkan dengan peristiwa pengeboman. Itu mulai terjadi sejak diketahui bahwa salah seorang pelaku Bom Bali II, Salik Firdaus, sempat menjadi santri selama dua bulan sebelum beraksi."Bukan kali ini saja pesantren kami dikait-kaitkan dengan aksi pengeboman. Perlu kami tegaskan bahwa lembaga kami adalah tempat menimba ilmu, bukan untuk cetak teroris," ungkap Yusuf.Yusuf adalah lulusan Pondok Pesantren Ngruki di Sukoharjo, Jawa Tengah, pimpinan Abu Bakar Ba’asyir."Pesantren kami menggunakan sistem boarding school yang bersifat terpadu dengan desain yang khas memadukan ilmu syar'i atau kepondokan dan ilmu umum. Program pembelajaran fokus pada Bahasa Arab, ilmu Al Quran serta As Sunnah dan Al Islam," urai Yusuf.
untuk penjelasan langsung dari Ponpes Nurul Hadid,kunjungi : http://ponpes-nurulhadid.blogspot.com