TRIBUN NEWS/FX ISMANTO Wakabareskrim Polri Irjen Mathius Salempang, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam, dan Kapusdokkes Polri Brigjen (Pol) Musaddeq Ishaq (dari kiri ke kanan) menunjukkan foto wajah pelaku bom bunuh diri di masjid Mapolresta Cirebon, di Rumah Sakit Raden Said Sukanto (Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (16/4/2011). Polisi menerangkan ciri fisik pelaku, yaitu laki-laki, berasal dari ras mongoloid, golongan darah O, usia antara 25-35 tahun, kulit kuning langsat, tinggi badan 181 sentimeter, dan berat 70 kilogram. Pelaku membawa dan meledakkan flying bomb pada shalat Jumat, 15 April 2011. CIREBON, KOMPAS — Wali Kota Cirebon Subardi mengaku khawatir karena disebut-sebut sebagai calon target berikutnya oleh kelompok bomber yang beraksi di Masjid Adz-Zikro Mapolresta Cirebon.
"Sebagai manusia biasa, rasa khawatir itu ada, begitu disebut-sebut sebagai salah satu target bom bunuh diri sebagaimana yang terjadi di Masjid Mapolresta Cirebon," kata Wali Kota Subardi, di Cirebon, Rabu (20/4/2011).
Sebagai langkah antisipasi, Wali Kota Subardi akhirnya membatalkan agenda kegiatan keluar kota.
"Sempat khawatir juga ya, ketika ada informasi kalau saya ini disebut-sebut sebagai target bom bunuh diri, akhirnya saya membatalkan kegiatan saya keluar daerah, salah satunya agenda ke Medan," kata Subardi.
Seusai melihat kondisi rumah bomber Mochmad Syarif di Kampung Astanagarib, Kecamatan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon, ia tidak begitu terlena untuk terus melakukan pemantauan kondisi yang sedikit banyak sudah membuat kota yang dipimpinnya itu menjadi sorotan nasional, menyusul kasus bom bunuh diri tersebut.
Saat ditanya mengenai kemungkinan meminta pengamanan secara pribadi, Subardi mengaku sempat berkeinginan seperti itu. Hanya saja, dirinya sempat berpikir soal prosedurnya yang dirasa sulit.
"Maunya sih dikawal untuk antisipasi, tetapi prosedurnya mungkin panjang. Namun, yang terpenting saya serahkan semua pada Yang Kuasa, bismillah saja," tukasnya sambil berharap tidak terjadi hal yang buruk pada dirinya.
Sampai saat ini, Subardi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan dirinya membatasi kegiatan keluar daerah tersebut. Padahal, sebagai orang nomor satu di kota udang ini, kegiatan-kegiatan keluar kota dalam kaitan pembangunan dan perkembangan daerah memang perlu.
"Untuk antisipasi awal, saya selalu meminta kepada sopir pribadi saya untuk tidak terlalu jauh dari mobil dinas, ketika parkir, siapa tahu ada yang usil dan meletakkan bom untuk membunuh saya," tandas Subardi.
Apa itu Progressive Web Apps?
8 years ago