JAKARTA, KOMPAS — Markas TNI Angkatan Darat (AD) segera mengirim tim investigasi untuk menyelidiki insiden bentrokan antara prajurit TNI dan sejumlah warga Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2011)."Ya, segera kami kirim tim investigasi ke sana untuk memastikan latar belakang dan penanganan di masa datang agar tidak terjadi lagi," kata Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AD Kolonel Dedy Agus Purwoko di Jakarta, Minggu (17/4/2011).Untuk sementara, penyelidikan dilakukan tim dari Kodam dan jajaran setempat, sedangkan tim dari Mabes akan menyelidiki secara mendalam dan menyeluruh insiden tersebut, katanya.Sebelumnya, Dedy mengatakan, prajurit TNI AD yang bentrok dengan sejumlah warga di kawasan Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, itu hanya membela diri.Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah persuasif dan prosedural untuk menghalau warga yang berunjuk rasa dan mencoba masuk ke dalam markas Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbangad). "Namun, mereka tidak menghiraukan dan bahkan terus merangsek ke dalam markas," katanya.Dedy menuturkan, bentrokan dilatarbelakangi penolakan warga jika wilayahnya digunakan latihan Dislitbangad. "Kami sudah mengalah dengan memindahkan areal latihan. Namun, warga tetap menolak dan berunjuk rasa di depan markas," katanya.Aksi unjuk rasa ditangani prajurit TNI AD dengan melakukan langkah-langkah prosedural dan persuasif. Namun, warga terus menyerang dan bahkan sempat merobohkan salah satu papan nama gedung di sekitar Markas Dislitbangad, katanya.Sejumlah pengunjuk rasa juga memotong ranting dan dahan pohon di sekitar markas untuk menutup jalan yang melintas dari dan menuju ke markas. "Akibatnya, akses jalan menuju markas pun tertutup. Warga juga terus merangsek mencoba memasuki markas," katanya.Melihat aksi massa yang semakin tidak terkendali, lanjut Dedy, prajurit melakukan tindakan pembelaan diri untuk melindungi aset yang berada di dalam markas. "Walaupun di sana adalah markas penelitian dan pengembangan, tetapi namanya markas tentara. Jadi tetap ada gudang mesiu dan lainnya," tuturnya.Tentang tindakan para prajurit yang dianggap berlebihan karena menembaki warga, Dedy menegaskan, "Ini bukan masalah berlebihan atau tidak. Tetapi, markas kami diserang dan akan dimasuki paksa. Karena itu, kami perlu membela diri."Terkait dengan korban, ia mengatakan, mereka sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Tidak ada korban tewas. Mereka sebagian besar mengalami luka memar akibat peluru karet," katanya.Dalam insiden ini, tujuh warga dilarikan ke rumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan. Di antara para korban yang dirawat di Bangsal Teratai RS Kebumen tersebut adalah Aris Wahyudi (49), Mustofa (65), Syamsudin (26), Mulyanto (21), dan Kusriyanto (29).